Rabu, 10 Desember 2014

CARA MEMBASMI TIKUS SAWAH

Berbagai cara petani lakukan untuk membasmi tikus sawah yang setiap tahun selalu merugikan penghasilan petani karena hasil panennya yang berkurang karena di makan tikus atau di rusak tikus, mulai dari Gropyokan petani yaitu membongkar sarang Tikus di setiap pematang sawah sampai menggunakan pestisida atau racun yang berlabel merah yang paling berbahaya pun di gunakan bahkan Oli atau pelumas kendaraan pun di gunakan sebagai media pencampur pestisida atau racun yang berbahaya tadi. namun tetap saja petani masih kebobolan atau kecolongan karena tanaman padi nya masih di makan atau di rusak sama tikus. di mana kah letak kesalahan dan kekurangan petani dalam menangani Hama Tikus ini?
karena hama tikus adalah hama yang pintar dan mempunyai solidaritas yang tinggi dan bergotong royong dan konon katanya kalau Tikus ini memliki seorang Raja yang dimana bila ada pemimpin berarti ada prajurit atau anak buah, bila mau melakukan serangan ke suatu wilayah biasanya tikus pemimpin memerintahkan anak buahnya atau prajuritnya terlebih dahulu untuk maju dan mencoba terlebih dahulu bila di kira nya aman maka semuanya baru masuk menyerang dan merusak, namun bila anak buah atau prajurit tadi mati maka yang lainnya pun tidak berani masuk dan mungkin akan pergi mencari yang aman-aman saja dan tidak berbahaya menurutnya. dan kalau pun petani itu menaruh perangkap atau pestisida yang di di campur Oli atau pelumas kendaraan biasanya bila ada tikus yang mati karenanya maka tikus yang lainnya akan bersabar dan mencari areal yang tidak berbahaya menurutnya dan bila efek dari pestisida yang di campur oli itu sudah hilang dan sudah aman dari pengaruh racun pestisida tadi barulah tikus tikus itu masuk dan menyerang tanaman para petani tersebut. tikus saja sampai berpikir segitunya artinya sabar dan menunggu kelemahan dan lengahnya petani dalam menjaga tanamannya dari serangan tikus, maka seharusnya kita pun juga harus belajar dan mengerti serta mengetahui apa kelemahan dan kekurangan dari hama tikus ini. dan sebelum saya memberi tahu cara membasmi tikus mari lah kita belajar dulu mengenai siklus kehidupan dari hama tikus itu sendiri agar kita juga bisa tahu apa kelemahan dan kekurangan dari hama tikus itu sendiri. baik lah kita mulai saja!

TIKUS

Kingdom        = Chordata
Sub Kingdom = Vertebarata
Kelas              = Mamalia
Ordo               = Rodentia
Family            = Muridae
Species           = Rattus Argentiventer
Genus             = Rattus

CARA BERKEMBANG BIAK TIKUS
Tikus bersifat Omnivora atau pemakan segala, dan tikus akan menyerang tanaman padi pada saat usia maksimum anakan atau berhenti anakan kalau kata orang Jawa Barat sih namanya Mapak Anak, Phase Bunting, Phase pematangan sampai panen.
Tikus betina bunting selama 21 hari dan menyusui anaknya pun selama 21 hari, tikus mampu bunting dan menyusui dalam waktu bersamaan karena tikus bisa langsung kawin lagi dalam waktu 48 Jam atau 2 hari setelah melahirkan dan tikus betina mempunyai puting susu berjumlah 12 buah puting susunya. setiap anak tikus yang di lahirkan oleh induknya di pastikan mereka semua terlahir hidup dan tumbuh dewasa dan jumlah anak yang di lahirkannya tergantung jumlah makanan yang tersedia di lingkungannya apabila jumlah makanan yang ada di lingkungannya itu banyak maka si induk tikus pun bisa melahirkan anak yang banyak pula, bisa lebih dari 10 ekor. namun bila makanan yang ada di lingkungannya cuma sedikit maka si induk tikus betina pun melahirkan anaknya sedikit, oleh sebab itulah semua anak tikus yang di lahirkannya hidup semua karena tidak ada yang kelaparan dan mati karena kekurangan makan karena sudah di ukur dengan ketersediaan makanannya.
anak tikus yang berumur 7-10 hari akan mulai tumbuh rambut dan matanya mulai terbuka dan dapat melihat. umur 20 hari akan di sapih atau berhenti menyusu sama induknya.tikus akan menjadi dewasa dan siap kawin setelah mencapai umur 5-9 minggu.
selama satu musim tikus bisa melahirkan sampai 3 kali kelahiran, dan anak betina pertama yang di lahirkan bisa menghasilkan anak kembali pada periode sawah bera atau istirahat dan bila singgangnya keluar malai.

SARANG TIKUS
pada saat usia tanaman padi Vegetatif sarang Tikus atau Lubang Tikus masih pendekdan dangkal karena masih belum banyaknya anggota keluarga yang tinggal di dalamnya, dan bila petani mau melakukan Gropyokan Tikus atau membasmi Tikus dengan cara memburu di setiap pematang dan tanggul sawah maka di saat itu lah waktu yang tepat untuk melakukan Gropyokan Tikus karena lubang atau sarang Tikus yang masih pendek dan dangka memudahkan untuk membongkar sarang atau lubang tikus tersebut. namun bila usia tanaman padi sudah masuk ke Phase Generatif sarang tikus bisa  mencapai 4 meter panjangnya dan banyak cabang pintu keluar masuknya tikus dan lebih dalam serta lebih luas tentunya agar lebih nyaman untuk membesarkan anak-anaknya kelak, dan bila kita melakukan gerakan Gropyokan Tikus pada masa itu sudah di pastikan kita akan lebih kesulitan melakukannya, karena bila harus membongkar sarangnya berarti kita harus menggali sampai panjangnya 4 meter dan lebih dalam tentunya lubang yang harus kita gali. makanya kita juga harus tau kapan waktu yang tepat untuk membasmi tikus karena yaitu tadi, tikus saja menyerang tanaman padi kita nunggu sampai kita lengah dan malas nungguinnya, masa kita tidak bisa mengetahui kelemahannya tikus. y berarti selamanya tikus yang menyerang tanaman padi kita, sekali-kali dong kita yang menyerang sarangnya tikus.
Sarang Tikus akan di tinggalkan pada periode kekurangan makanan atau banjir. dan itu terjadi pada saat periode Bera atau pengolahan Lahan sampai awal Tanam, pada saat itu Tikus bermigrasi ke pemukiman Warga atau kebun-kebun dekat rumah warga yang masih tersedia makanan. pada musim Bera biasanya Tikus tidak membuat Sarang tapi berlindung dalam Tumpukan Jerami atau Kayu, Kandang Ternak dan bahkan rumah Warga, ada juga yang membuat sarang di atas Pohon.

POPULASI TIKUS
Dalam Populasi Rendah Tikus sawah dengan luas Sawah seluas 2 Ha hanya mencapai 5-25 Ekor, tetapi dalam Populasi Tinggi bisa mencapai 250-900 Ekor/2 Ha, dan puncak populasi itu sendiri hanya membutuhkan waktu 1,5 sampai 2 bulan saja. bayangkan bila dalam 2 Ha itu Tikus nya ada 900 ekor, maka total keseluruhan luas areal sawah di daerah kita ada berapa Hektar tinggal di kalikan saja, pantas saja bila lagi waktunya serangan sawah kita bisa habis di serangnya.

PENGENDALIAN TIKUS

1. SANITASI LINGKUNGAN DAN HABITAT
Tikus tidak nyaman dan takut pada tempat yang bersih dan Terang, oleh karena itu membersihkan rumput di Tanggul-tanggul dan Pematang perlu di lakukan.

2.GROPYOKAN TIKUS
dengan cara bersama-sama dan gotong royong sesama petani mencari sarang atau lubang tikus kemudian di gali dan membasmi Tikus yang ada di dalamnya atau dengan cara ngompos atau ngasih asap pakai belerang biar masuk asapnya dan tikus yang berada di dalamnya mati dengan sendirinya karena keracunan sama asap Blerang tadi.

3. PESTISIDA DAN OLI/PELUMAS BEKAS
Namun cara ini sebenarnya tidak di perbolehkan oleh Badan Penyuluh Pertanian, namun sangat Efektif dan sering di lakukan oleh Petani pada umumnya yaitu dengan cara mencampur Pestisida dengan Oli/ Pelumas Bekas kemudian di kocorkan ke tiap petakan Sawah secara merata namun cara ini hanya dapat dilakukan bila petakan sawah itu ada airnya bila tidak ada airnya maka cara ini kurang efektif. karena maksudnya bila ada airnya otomatis Tikus itu akan turun ke Sawah dalam keadaan basah dan Lengket karena Oli Bekas tadi, kemudian karena Tikus itu merasa risih karena badannya lengket penuh dengan Oli bekas tadi maka si Tikus itu berniat membersihkan badannya dengan cara menjilati badanya namun karena Oli bekas tadi sudah mengandung racun atau Pestisida tadi maka dengan sendirinya Tikus itu menjilati racun yang menempel di badannya dan sudah tentunya Tikus itu akan keracunan dan mati.

4. MEMASANG ALIRAN LISTRIK/SETRUM


menggunakan mesin Diesel sebagai Sumber Setrum atau Listrik, dan kalau bisa suruh orang yang ahli di bidang Listriknya untuk memasang dan merakit agar bisa di Sub Sub ke beberapa Petakan Sawah agar bila ada petakan yang Korslet tidak mengganggu ke Petakan Sawah yang lainnya.
 menggunakan Kawat bangunan, Kayu atau bambu sebagai Patok atau Tiang dan Pipa Paralon ukuran kecil saja trus di potong-potong kemudian patoknya atau kayunya kita tanam atau di tancapkan ke tanah sekuat mungkin agar tidak gampang lepas kemudian masukan pipa paralon yang sudah di potong terus ikatkan kawatnya ke pipa tadi dengan jarak 1 meter tiap pipanya.
di kasih kayu patok sebagai tiangnya dan di ikatkan pada pipa agar bisa di naik dan di turunkan bila air meluap atau banjir, karena bila kawat nya menyentuh Air maka akan terjadi korslet nantinya untuk itu di kawatnya di ikatkan pada pipa bukan lansung pada kayu patoknya.







di kasih Lampu penerangan, selain sebagai tanda agar tidak ada orang yang tersengat aliran listrik juga sebagai tanda bila ada kawat yang menyentuh air karena bila kawat nya menyentuh air maka lampu itu akan redup terang redup terang dan begitupun bila ada Tikus yang tersengat aliran listrik alias menyentuh kawat yang di aliri Listrik tadi. kemudian sebagai ciri bila siang mati berarti tidak ada setrum atau aliaran listriknya dan bila malam Nyala berarti ada setrum atau aliran Listriknya dengan demikian resiko bahaya manusia tersengat aliran Listriknya pun tidak ada alias aman.



 Tikus yang mati akibat tersengat aliran listrik




0 komentar:

Posting Komentar