Rabu, 16 Januari 2013

Organisme Pengganggu Tanaman Pada Padi



Organisme Pengganggu Tanaman Pada Padi

·                        Hama-hama penting padi
·                        Penyakit-penyakit penting padi
·                        Gulma-gulma penting padi

Hama-hama Penting Padi

·                        Penggerek batang padi (kuning & putih)
              (Scirpophaga innotata dan Scirpophaga incertulas)
·                        Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens)
·                        Wereng Hijau (Nephotettix sp.)
·                        Walang sangit (Leptocorisa sp.)
·                        Hama putih palsu (Cnapalocrosis sp.)
·                        Ganjur (Orseolia sp)
·                        Ulat Grayak (Mythimna sp. & Spodoptera sp.)
·                        Tikus sawah (Rattus argentiventer)
·                        Siput murbei (Pomacea sp.)
·                        Hama orong-orong (Gryllotalpa sp.)

Penyakit-Penyakit Penting Padi

·                        Penyakit hawar pelepah (Rhizoctonia solani)
·                        Penyakit bercak daun (Cercospora oryzae)
·                        Penyakit hawar daun (Helminthosporium oryzae)
·                        Penyakit blas dan busuk leher (Pyricularia oryzae)
·                        Penyakit  kresek (Xanthomonas oryzae)

Gulma-Gulma Penting padi

·                        Gulma berdaun lebar
·                        Wewehan (Monochoria vaginalis)
·                        Semanggi (Marsilea crenata)
·                        Cabe-cabean (Ludwigia octovalvis)
·                        Gundah (Sphenochlea zeylanica)
·                        Gulma berdaun sempit
·                        Jawan/Jajagoan (Echinochloa crusgalli)
·                        Ekor kucing (Leptochloa chinensis)
·                        Teki-tekian
·                        Cyperus sp
·                        Fimbristylis sp.
·                        Scirpus sp

Pestisida Nabati buat Tikus

 Ada beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati. Salah satu tanaman yang digunakan untuk mengendalikan hama tikus pada padi sawah adalah menggunakan tanaman cabai (Capsicum annum), buah jengkol (Phitecellobium lobatum) dan buah papaya tua (Carica papaya). Buah papaya tua langsung diberikan pada tikus hasilnya mati, sedangkan jengkol dan cabai menggunakan air hasil rendaman dari kedua jenis tanaman ini yang kemudian disemprotkan sehingga hama tikus menjadi berkurang nafsu makannya.
Pestisida nabati untuk mengendalikan hama tikus menggunakan cabai, buah jengkol dan papaya. Buah jengkol mengandung minyak atsiri, saponin, alkaloid, terpenoid, steroid, tannin, glikosoda, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor dan vitamin (Pitojo, 1995). Cabai mengandung minyak atsiri, piperin dan piperidin yang berfungsi sebagai repellent dan mengganggu preferensi makan hama (Harysaksono, 2008). Sedangkan buah papaya tua sebagai racun (enzim albuminose) atau kaloid carpine dalam mengendalikan tikus dengan potensi yang cukup besar karena buah papaya mengandung bahan aktif papain yang dapat digunakan sebagai rodentisida (Hariono, 2009). Papain berasal dari bahasa inggris yang tersusun dari dua kata yaitu papa (ya) dan in, sehingga kata tersebut kira – kira bearti suatu substansi di dalam buah (getah) papaya yang memiliki sifat enzimatis (Kalie, 1996).
Pembuatan pestisida nabati dengan bahan jengkol yaitu sebelumnya buah jengkol dikupas kulit luarnya maupun kulit arinya. Kemudian kupasan jengkol direndam dengan air, perbandingan 1 kg : 10 liter air selama 24 sampai 36 jam sehingga air rendaman mengeluarkan aroma yang sangat menyengat yang dapat mengusir hama tikus dengan meletakkan atau menyemprotkan larutan jengkol pada tanaman padi. Bukan hanya berlaku bagi tikus tetapi dapat mengusir burung yang menyerang tanaman padi.
Pembuatan pestisida nabati dengan cabai yaitu cabai ditumbuk halus kemudian direndam selama semalam. Kemudian disaring dan dapat langsung disemprotkan pada tanaman padi.
Pembuatan pestisida nabati dengan bahan buah pepaya tua yaitu buah papaya tua yang belum masak dikupas dan dipotong kecil-kecil sebesar dadu. Kemudian disebarkan pada tempat yang biasa dilewati tikus.
Menurut Hariono (2009), bahwa dalam proses pembuatan rodentisida nabati buah papaya, mulai dari pengupasan sampai penyebarannya harus menggunakan sarung tangan karena indera penciuman tikus sangat tajam terhadap bau dan sentuhan tangan manusia, sehingga kemungkinan tikus tidak akan memakan potongan buah papaya tua yang diberikan.

Kandungan Racun dan daya kerja dari Tanaman

Jenis Tanaman Kandungan Racun dan Daya Kerjanya Hama Sasaran
 
1. Berenuk Buahnya mengandung alkaloid
Cara kerja racun:
Bersifat pengusir hama
Tikus dan kutu daun atau wereng

2. Brotowali Buahnya mengandung alkaloid
Cara kerja racun:
Sebagai pengusir, racun saraf, dan penghambat perkembangan serangga
Hama gudang, walang sangit, ulat daun, dan wereng

3. Gadung
- Kunyit
- Susu
- Minyak ikan
- Sereh
Umbinya mengandung racun dioskorin dan diosconin
Cara kerja racun:
Memengaruhi system saraf, bersifat pengusir serangga dan anti-reproduksi
Kutu daun, nyamuk, wereng, dan tikus

4. Mindi Mengandung margosin, glikosdida, flafonoid
Cara kerja racun:
Menolak serangga, menghambat pertumbuhan, memengaruhi sistem saraf, pernapasan, dan sebagai racun perut.
Ulat grayak, kutu daun, anjing tanah, belalang, wereng, dan hama gudang

5. Srikaya Daun dan buah muda mengandung minyak anonain dan resin
Cara kerja racun:
Sebagai racun perut, racun kontak, penolak serangga, serta penghambat peletakan telur dan mengurangi nafsu makan serangga
Kumbang perusak daun, kutu daun,
nyamuk rorongo, wereng cokelat, dan walang sangit

6. Surian Daun dan kulit batang mengandung surenon, surenin, dan surenolakton
Cara kerja racun:
Memengaruhi aktivitas makan, gangguan pada sistem reproduksi, dan bersifat mengusir hama
Tungau, walang sangit, kutu kebul, ulat, dan kutu daun

7. Sembung Mengandung borneol, sineol, limonene, dan dimetil etrer floroasetofenon
Cara kerja racun:
Dapat memengaruhi metabolisme daya kerja saraf dan sebagai obat tradisional (rematik, diare, serta pembengkakan)
Keong mas, limus sakeureut

8. Picung Buah dan daun mengandung alkaloid dan asam biru (HCN)
Cara kerja racun:
Sebagai racun kontak yang memengaruhi sistem saraf
Wereng cokelat, lembing batu, belalang, walang sangit, kutu daun, ulat grayak

9. Selasih Daun dan bunga selasih mengandung minyak atsiri yang di dalamnya terdapat kandungan metilegenol, eugenol, geraniol, dan sineol
Cara kerja racun:
Unsur metileugenol dapat menarik serangga jantan lalat buah dari golongan Bactrocera sp. Lalat buah atau entod longong jantan dari golongan Bactrocera sp.

MEMBUAT HERBISIDA SENDIRI

 MEMBUAT HERBISIDA SENDIRI


membuat atau meramu sendiri racun rumput yang murah tetapi tetap berdaya guna.   Ada 3 resep yang sudah disajikan yaitu Gus Bensol 11, Alur G 12 dan Hervit Top 13.  Nama-nama itu dibuat oleh penulis agar mudah diingat, karena susunan hurufnya adalah singkatan dari unsur-unsur bahan pembuatan   racun rumput hasil rekayasa petaninya.
Gus Bensol 11, disebut demikian karena bahan untuk meramu racun rumput ini terdiri dari : G (garam, U (Urea),  S (Sabun Colek), Ben (Bensin) dan  Sol (Solar).  Kemudian angka 11, artinya semua bahan dengan perbandingan  1 (Kg) : 1 (Kg) : 1 (Wadah) : 1 (Liter)  : 1 (Liter).  Racun rumput yang bersifat kontak ini dibuat petani jika sudah kepepet karena tidak punya uang cukup untuk membeli herbisida atau pada saat stok herbisida kosong tetapi rumput sudah tiba saatnya harus dibasmi.  Penulis mendapatkan resep ini dari Pak Mo di Jalan Sungai Lemo Sedadap Nunukan Selatan.

Alur G 12, terbuat dari Al (Air Laut) 12 liter, Ur (Urea) 2 kg dan G (salah satu nama Herbisida kontak) sebanyak 1 liter.   Semua bahan dicampur dan kemudian dimasak hingga mendidih.    Resep ini sebenarnya untuk menghemat herbisida yang harganya sangat mahal, untuk diperbanyak dari 1 liter menjadi 12 liter agar biaya dalam pembasmian rumput ini menjadi murah bagi petaninya.  Sebenarnya resep ini diperoleh dan dipraktekkan oleh Pak Mustafa, petani Jagung di Sei Jepun Nunukan Selatan, pada saat bekerja di kebun Kelapa Sawit di Lahat Dato Sabah Malaysia.  Sepulangnya dari ‘makan gaji’ di Malaysia Pak Mustafa selalu mempraktekkannya untuk  lahan Jagungnya  di Sei Jepun seluas sekitar 4 hektar.

Hervit Top 13, berbahan Her (herbisida) 1 liter, Vit (Vitsin) 250 gram atau satu kantong dan Top (Toak Pahit) sebanyak 3 liter.  Semua bahan dicampur dan bisa digunakan langsung sebagaimana biasanya.   Resep ini dicatat dari temuan Pak Asri Aziz seorang PPL Sebatik Barat dari beberapa petani binaannya  yang sudah terbiasa digunakan petani.   Menurut petani sebenarnya dulu resepnya hanya menggunakan Vitsin dan  Toak Pahit saja, namun kemudian petani ingin lebih menguatkan efeknya  dengan menambahkan herbisida.
Pada saat penulis  mengikuti  Pekan Daerah KTNA di Kota Tenggarong, sempat bertemu beberapa petani dari  Bengalon Kutai Timur Kalimantan Timur, yaitu Pak Saifuddin,  Pak Gioto dan Pak Ismail.   Dari Bengalon Kutai Timur ini sudah biasa menggunakan resep untuk memperbanyak racun rumput, khususnya yang bersifat sistemik (yaitu R..).   Resep dari Bengalon  ini berbahan Ragi, Urea, Air Hujan dan Herbisida dengan perbandingan  Ragi  Tape (1 kantong),  Urea (1 kg), Herbisida (R) 1 liter dan Air Hujan sampai dengan 5 liter.   Semua bahan dicampur  dan diaduk sampai merata kemudian diperam dalam wadah yang kedap sinar dan disimpan selama 1 minggu.   

Racun rumput ini agar mudah mengingat bahan   pembuatnya    maka disebut sebagai  Heragur AH5, maksudnya Her (herbisida), Rag (Ragi Tape), Ur (Urea) dan AH (Air Hujan) serta 5 maksudnya menjadi 5 liter.
Hikmah berkumpul dengan petani peserta Peda dan Rembug KTNA yang lain lagi adalah pengalaman petani dari Sebatik, yaitu Pak H. Alimuddin Ketua Kelompok Tani Sinar 2000.   Ada resep racun rumput yang berbahan Air Fermentasi Kakao atau sering disebut Air Kakao, Sabun Colek, Urea dan Herbisida kontak (seperti G..).   Cara dan resepnya yaitu,  memasak air biasa yang dicampur sabun colek (setengah kg) sambil terus diaduk sampai rata atau larut dan mendidih.  Setelah itu dicampurkan bahan-bahan lain seperi Urea ( 1 kg),  Herbisida (5 liter) dan Air Kakao (15 liter) dan diaduk hingga merata.
Penggunaan racun rumput oplosan ini adalah sebanyak 200 ml untuk satu tangki Sprayer 16 literan.  Biasa digunakan sebagai racun rumput kontak untuk sawah.   Kelemahan racun rumput ini adalah jika digunakan dengan Sprayer berbahan logam akan mudah korosi atau berkarat.

Agar memudahkan mengingat maka penulis member nama resep ini dengan  Arkosur H 515, maksudnya Arko (Air Kakao), S (Sabun Colek), Ur (Urea), H (Herbisida) dan 515 (5 liter herbisida dibandingkan 15 liter air kakao).
Resep-resep ini adalah karya dari petani yang cukup kreatif untuk mengatasi keterbatasannya tetapi terus berusaha tani dengan biaya yang lebih hemat .   Ini adalah bukti dari kearifan local para petani menghadapi keadaan semakin mahal dan langkanya racun rumput di pasaran.  Harapannya agar resep-resep ini dapat menjadi referensi bagi petani yang lain.  Meskipun ini bukan anjuran teknologi yang paten dan diakui oleh Pemerintah, tetapi silakan saja dicoba untuk kalangan petani sendiri dan kalau perlu dikembangkan dengan resep-resep yang lainnya.
Bagaimana menurut Anda?  Adakah resep dan pengalaman yang lain di sekitar Anda?

Selasa, 15 Januari 2013

Membuat Pupuk KCL


Membuat Pupuk KCL    
 
Sabut kelapa selama ini biasanya dipergunakan sebagai bahan bakar/ untuk memasak kebutuhan dapur. Tetapi dibalik itu sabut kelapa mengandung bahan-bahan yang bisa dimanfaatkan tumbuhan untuk memperkuat sistem perakaran.
Berikut cara pembuatan pupuk KCl dari sabut kelapa
Bahan dan alat
-Sabut kelapa sebanyak 25 kg
-Satu drum bekas atau bisa juga wadah serupa lainnya
-Air sebanyak 40 liter
Cara pembuatan
1. Sabut kelapa yang telah dibersihkan dimasukkan ke dalam drum bekas
2. Tuangkan air ke dalam drum hingga separuh terisi
3. Drum rendaman sabut kalapa harus ditutup rapat, agar tidak kemasukan air hujan atau sinar matahari langsung
4. Diamkan rendaman itu kurang lebih 15 hari
5. Jika air rendaman sudah berubah warna menjadi kuning kehitaman, berarti pupuk cair dari sabut kelapa sudah jadi dan siap digunakan
Aplikasi
1. Pupuk cair diberikan dua kali dalam satu musim tanam
2. Pertama sebagai pupuk dasar sebelum lahan ditanami atau pada fase pengolahan tanah
3. Kedua pupuk diberikan setelah padi memasuki masa primordia (awal tumbuh), dengan cara pupuk tanpa tambahan air disemprotkan pada batang padi.   

Bentuk-bentuk formulasi pada pestisida

Bentuk-bentuk formulasi pada pestisida antara lain:

Bentuk Cair
EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate). Sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair dengan konsentrasi bahan aktif yang cukup tinggi. Kosentrasi ini jika dicampur dengan air akan membentuk emulsi (butiran benda cair yang melayang dalam media cair lain). EC umumnya digunakan dengan cara disemprot, meskipun dapat pula digunakan dengan cara lain.

Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate (WSC). Formulasi ini mirip EC, tetapi bila decamp[ur air tidsak membentuk emulsi, melainkan membentuk larutan homogen. Umumnya, sediaan ini digunakan dengan cara disemprotkan.

Aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC). pekatan ini diarutkan dalam air. Persisida yang diformulasi dalam bentuk AS dan AC umumnya pestisida berbentuk garam yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Pestisida ini juga dighunakan dengan cara disemprot.

Soluble (SL). Pekatan cair ini jika dicampurkan air akan membentuk larutan. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprotkan. SL juga dapat mengacu pada formulasi slurry.

Flowable (F) atau Flowabel ini Water (FW). Formulasi ini berupa konsentrasi cair yangs angat pekat. Bila dicampur air, F atau FW akan membentuk emilsi seperti halnya WP. Pada dasarnya FW adalah WP yang dibasahkan.

Ultra Low Volume (ULV). Sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, yakni volume semprot antara 1 hingga 5 liter/hektar. ULV umumnya merupakan sdiaan siap pakai, tanpa harus dicampur dengan air.

Bentuk padat
Wettable Powder (WP). Formulasi WP bersama EC merupakan formulasi klasik yang masih banyak digunakan hingga saat ini. WP adalah formulasi bentuk tepung yang bila dicampur air akan membentuk suspensi yang penggunaannya dengan cara disemprot.

Soluble powder (S atau SP). Formulasi bentuk tepung yang bisa dicampur air akan menghasilkan larutan homogen. Pestisida ini juga digunakan dengan cara disemprotkan.

Butiran (G). Butiran yang umumnya merupakan sedian siap pakai dengan konsetrasi rendah. Pestisida butiran digunakan dengan cara ditaburkan di lapagan (baik secara manual dengan tangan atau dengan mesin penabur) setelah penaburan dapat diikuti denga pegolahan tanah atai tidak. Disamping formulasi G dikenal juga fomulasi SG, yakni sand granular.

Water Dipersible Granule (WG atau WDG) . WDG atau WG berbentuk butiran, mirip G, tetapi penggunaanya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan denga air dan digunakan dengan cara disemprotkan.

Seed dreesing (SD) atau Seed Treatment (ST). Sediaan berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih

Tepug Hembus atau Dust (D). Sediaan siap pakai dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan.

Umpan atau bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB). umpan merupakan formulasi siap pakai yang umumya digunakan untuk formulasi rodentisida.

Mikro Organisme Lokal (MOL)

 Mikro Organisme Lokal (MOL)


Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang disukai sebagai media hidup dan berkembangnya mikro organisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan-bahan organik atau sebagai dekomposer dan sebagai aktivator/ atau tambahan Nutrisi bagi tumbuhan yang disengaja dikembangkan dari mikro organisme yang berada di tempat tersebut.
Bahan-bahan tersebut diduga berupa zat yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (fitohormon) seperti : giberlin, sitokinin, auxin, dan inhibitor.
Tujuan
1.     Untuk mengembangkan biang penghancur bahan organik (dekomposer)
2.    Menambah aktivasi tumbuhan dan tambahan nutrisi bagi tanaman
Syarat terbentuknya MOL
1.     Bibit/ Media bakteri yang berasal dari bahan-bahan alami
2.    Makanan dalam bentuk glukosa (Gula dan air kelapa)
3.    Makanan dalam bentuk Karbohidrat
Manfaat MOL
1.    Sebagai starter dalam proses dekomposisi bahan organik
2.    Sebagai starter untuk pupuk organik cair bagi tanaman
3.    Penyedia nutrisi bagi tanaman
4.    Membantu kelancaran penyerapan unsur hara/ nutrisi oleh akar tanaman, karena kandungan elektrolitnya.
perbandingan 400 cc cairan MOL diencerkan dengan 14 l air dengan dosis 4,8 l/ha
CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) DARI REBUNG BAMBU

1.    Bahan :
a.    Rebung bambu (kupas Kulit kerasnya yg berwarna Hijau)
b.    Air kelapa
c.    Air cucian beras
d.    Gula merah/ gula jawa
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Selang plastik (sebesar pensil) sepanjang 0,5 meter
c.    Tali dari karet (bekas ban dalam)
d.    Karet gelang/isolasi/lakban
e.    Botol bekas minuman mineral/Aqua
f.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    Rebung ditumbuk sampai halus/hancur (volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik)
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air kelapa sebesar volume pada point 3c
e.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
f.    Tambahkan gula kelapa yang sudah dihaluskan sebanyak 2% dari berat rebung
g.    Aduk sampai rata
h.    Tutup dengan plastik /kresek yang sudah di beri slang plastik
i.    Masukan ujung selang yang keluar kedalam botol bekas aqua sampai kedasar botol
j.    Botol bekas aqua sudah diberi air setengahnya dan terbuka
k.    Umur tujuh hari buka dan di aduk, sebelumnya amati perkembangan miselium
l.    Tutup kembali seperti semula dan biarkan sampai tujuh hari kemudian
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j
Fungsinya : untuk merangsang pertumbuhan tanaman dan di aplikasikan pada umur 15 dan 30 HST
CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) MAJA (BRENUK)


1.    Bahan :
a.    Buah Maja/ brenuk
b.    Air kelapa
c.    Air cucian beras
d.    Gula merah/ gula jawa
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Selang plastik (sebesar pensil) sepanjang 0,5 meter
c.    Tali dari karet (bekas ban dalam)
d.    Karet gelang/isolasi/lakban
e.    Botol bekas minuman mineral/Aqua
f.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    Isi buah maja/Brenuk ditumbuk sampai halus/hancur (volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik)
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air kelapa sebesar volume pada point 3.c
e.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
f.    Tambahkan gula kelapa yang sudah dihaluskan sebanyak 2% dari berat rebung
g.    Aduk sampai rata
h.    Tutup dengan plastik /kresek yang sudah di beri slang plastik
i.    Masukan ujung selang yang keluar kedalam botol bekas aqua sampai kedasar botol
j.    Botol bekas aqua sudah diberi air setengahnya dan terbuka
k.    Umur tujuh hari buka dan di aduk, sebelumnya amati perkembangan miselium
l.    Tutup kembali seperti semula dan biarkan sampai tujuh hari kemudian
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j

CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) BUAH


1.    Bahan :
a.    Buah Buahan (pisang, Nanas, Jeruk dll.)
b.    Air kelapa
c.    Air cucian beras
d.    Gula merah/ gula jawa
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Selang plastik (sebesar pensil) sepanjang 0,5 meter
c.    Tali dari karet (bekas ban dalam)
d.    Karet gelang/isolasi/lakban
e.    Botol bekas minuman mineral/Aqua
f.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    Buah-Buahan di kupas kulitnya ditumbuk sampai halus/hancur (volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik)
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air kelapa sebesar volume pada point 3.c
e.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
f.    Tambahkan gula kelapa yang sudah dihaluskan sebanyak 2% dari berat rebung
g.    Aduk sampai rata
h.    Tutup dengan plastik /kresek yang sudah di beri slang plastik
i.    Masukan ujung selang yang keluar kedalam botol bekas aqua sampai kedasar botol
j.    Botol bekas aqua sudah diberi air setengahnya dan terbuka
k.    Umur tujuh hari buka dan di aduk, sebelumnya amati perkembangan miselium
l.    Tutup kembali seperti semula dan biarkan sampai tujuh hari kemudian
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j
Fungsinya : membantu bulir padi agar lebih berisi, di aplikasikan pada umur 45, 55 dan 65 HST

CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) KEONG MAS


1.    Bahan :
a.    KEONG MAS (SEGAR/HIDUP)
b.    Air kelapa
c.    Air cucian beras
d.    Gula merah/ gula jawa
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Selang plastik (sebesar pensil) sepanjang 0,5 meter
c.    Tali dari karet (bekas ban dalam)
d.    Karet gelang/isolasi/lakban
e.    Botol bekas minuman mineral/Aqua
f.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    KEONG MAS ditumbuk sampai halus/hancur (volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik)
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air kelapa sebesar volume pada point 3.c
e.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
f.    Tambahkan gula kelapa yang sudah dihaluskan sebanyak 2% dari berat rebung
g.    Aduk sampai rata
h.    Tutup dengan plastik /kresek yang sudah di beri slang plastik
i.    Masukan ujung selang yang keluar kedalam botol bekas aqua sampai kedasar botol
j.    Botol bekas aqua sudah diberi air setengahnya dan terbuka
k.    Umur tujuh hari buka dan di aduk, sebelumnya amati perkembangan miselium
l.    Tutup kembali seperti semula dan biarkan sampai tujuh hari kemudian
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j

CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) BONGGOL PISANG


1.    Bahan :
a.    BONGGOL PISANG
b.    Air kelapa
c.    Air cucian beras
d.    Gula merah/ gula jawa
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Selang plastik (sebesar pensil) sepanjang 0,5 meter
c.    Tali dari karet (bekas ban dalam)
d.    Karet gelang/isolasi/lakban
e.    Botol bekas minuman mineral/Aqua
f.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    BONGGOL PISANG ditumbuk sampai halus/hancur (volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik)
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air kelapa sebesar volume pada point 3.c
e.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
f.    Tambahkan gula kelapa yang sudah dihaluskan sebanyak 2% dari berat rebung
g.    Aduk sampai rata
h.    Tutup dengan plastik /kresek yang sudah di beri slang plastik
i.    Masukan ujung selang yang keluar kedalam botol bekas aqua sampai kedasar botol
j.    Botol bekas aqua sudah diberi air setengahnya dan terbuka
k.    Umur tujuh hari buka dan di aduk, sebelumnya amati perkembangan miselium
l.    Tutup kembali seperti semula dan biarkan sampai tujuh hari kemudian
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j
fungsinya : sebagai ZPT (untuk memacu pertumbuhan tanaman)

CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) NASI


1.    Bahan :
a.    NASI, masukan kedalam tumpukan daun bambu yang kering selama satu minggu
b.    Air kelapa
c.    Air cucian beras
d.    Gula merah/ gula jawa
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Selang plastik (sebesar pensil) sepanjang 0,5 meter
c.    Tali dari karet (bekas ban dalam)
d.    Karet gelang/isolasi/lakban
e.    Botol bekas minuman mineral/Aqua
f.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    Nasi yang sudah tumbuh miselium ditumbuk sampai halus/hancur (volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik)
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air kelapa sebesar volume pada point 3.c
e.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
f.    Tambahkan gula kelapa yang sudah dihaluskan sebanyak 2% dari berat rebung
g.    Aduk sampai rata
h.    Tutup dengan plastik /kresek yang sudah di beri slang plastik
i.    Masukan ujung selang yang keluar kedalam botol bekas aqua sampai kedasar botol
j.    Botol bekas aqua sudah diberi air setengahnya dan terbuka
k.    Umur tujuh hari buka dan di aduk, sebelumnya amati perkembangan miselium
l.    Tutup kembali seperti semula dan biarkan sampai tujuh hari kemudian
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring,cairannya sebagai MOL
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j


CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) SAYURAN


1.    Bahan :
a.    Sayuran (Limbah/Baru)
b.    Air cucian beras
c.    Garam Dapur
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    Sayuran di cacah atau di tumbuk sampai hancur/ halus Volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
e.    Tambahkan garam sebanyak 5% dari berat sayuran
f.    Aduk sampai rata
g.    Tutup dengan plastik /kresek
h.    Plastik di tekan merata sampai permukaan bahan
i.    Di beri Air di atasnya, agar semua permukaan tertutup
j.    Biarkan selama 24 Hari
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring,cairannya sebagai MOL
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j
Fungsinya : untuk merangsang tumbuhnya malai dan di aplikasikan pada umur 45,55, dan 65 HST



CARA PEMBUATAN NUTRISI TELUR
1.    Bahan :
a.    Kulit Telur
b.    Cuka

2.    Alat :
a.    Toples Plastik
b.    Kertas
c.    Karet Gelang

3.    Cara Pembuatan :
a.    Kulit Telur di remukan atau di pecah kecil
b.    Campur pecahan kulit telur dengan Cuka
c.    Perbandingan Kulit Telur dengan Cuka adalah 1 Kg Kulit telur di campur ke dalam Cuka antara 3-5 liter
d.    Masukan Cuka ke dalam toples Plastik, kemudian cangkang atau kulit telur tadi di masukan sedikit demi sedikit
e.    Kemudian tutup toples dengan kertas lalu di ikat
f.    Biarkan selama 7 hari
g.    Apabila sudah 7 hari campuran tersebut di saring dan hasilny di simpan di dalam botol dan di tutup rapat.

4.    Keterangan :
Tanda / Ciri Mol yang sudah jadi
-    Air berubah warna seperti bensin dan bau nya menyengat agak kurang enak

5.    Fungsi :
a.    Mengangkat sisa makanan atau nutrisi dari batang dan daun ke Buah
b.    Menambah bobot berat buah atau bulir padi

NUTRISI FUNGISIDA ALAMI

1.    Bahan :
a.    Jahe, Kunyit, Bawang Putih, Laos, Lempuyang
b.    Gula merah
c.    Air

2.    Alat :
a.    Toples Plastik
b.    Karet Gelang
c.    Kertas Buram

3.    Cara Pembuatan :
a.    Semua bahan di tumbuk halus jadi satu
b.    Gula di sisir titips untuk memudahkan pencampuran dengan bahan-bahan yang sudah halus
c.    Campurkan semua bahan jadi satu, supaya merata dengan perbandingan berat  1:1
d.    Kemudian masukan semuanya ke dalam Toples, lalu tutup dengan kertas Buram dan di lilit dengan karet Gelang
e.    Simpan di tempat yang sejuk selama 7 Hari
f.    Setelah 7 hari baru di buka
g.    Kemudian bahan-bahan tadi di saring dan hasilnya di masukan ke dalam Botol lalu tutup yang rapat
4.    Aturan Pakai :
Dosis pemakaian Nutrisi = 1cc Nutrisi di campur dengan 1 Liter Air

NUTRISI INSEKTISIDA ALAMI

1.    Bahan :
a.    Daun-daunan , Umbi-umbian, biji-bijian yang berbau langu dan terasa pahit
b.    Gula Merah
c.    Air

2.    Alat :
a.    Toples Plastik
b.    Karet Gelang
c.    Plastik atau Kresek
d.    Botol aqua

3.    Cara Pembuatan :
a.    Semua bahan di tumbuk halus jadi satu
b.    Gula di sisir titips untuk memudahkan pencampuran dengan bahan-bahan yang sudah halus
c.    Campurkan semua bahan jadi satu, supaya merata dengan perbandingan berat  1:1
d.    Kemudian masukan semuanya ke dalam Toples, lalu tutup dengan kertas Buram dan di lilit dengan karet Gelang
e.    Simpan di tempat yang sejuk selama 7 Hari
f.    Setelah 7 hari baru di buka
g.    Kemudian bahan-bahan tadi di saring dan hasilnya di masukan ke dalam Botol sisakan 2/3 ruang hampa udara pada botol lalu tutup yang rapat
4.    Keterangan :
a.    Tanda jadi : berbau tidak enak dan menyengat
b.    Buka tutup pelan pelan baru di kocok biar tidak meledak
c.    Dosis penggunaan nutrisi insektisida alami  =  1,5 – 2 gelas untuk satu tangki

Senin, 14 Januari 2013

Rumus Pemupukan N, P, & K pada Tanaman Padi

Rumus Pemupukan N, P, & K pada Tanaman Padi


misalkan dalam satu musim kita pakai unsur
N = 250 kg
P = 200 kg
K = 150 kg

contoh soal :
pak Mardi memiliki Lahan seluas 3000 m2 dan beliau mengaplikasikan pupuknya selama satu musim di aplikasikan sampai 3 x Pemupukan. pertanyaannya adalah, berapakah kebutuhan pupuk yang mengandung unsur N, P, dan K dalam sekali aplikasi?

jawab
luas lahan 1 Ha adalah 10.000 m2

pertama kita jawab Unsur N dulu
rumusnya adalah : luas lahan di bagi satuan Hektar di kalikan dengan kebutuhan pupuk dalam satu musim
3000:10000x250 = 75 kg
karena akan di aplikasikan sampai 3 x dalam semusim berarti 75 : 3 = 25 kg

sekarang Unsur P
rumusnya sama : luas lahan di bagi satuan Hektar di kalikan dengan kebutuhan pupuk dalam satu musim
 3000:10000x200 = 60 kg
 karena akan di aplikasikan sampai 3 x dalam semusim berarti 60 : 3 = 20 kg

 sekarang Unsur K
 rumusnya sama : luas lahan di bagi satuan Hektar di kalikan dengan kebutuhan pupuk dalam satu musim
 3000:10000x150 = 45 kg
 karena akan di aplikasikan sampai 3 x dalam semusim berarti 45 : 3 = 15 kg

selebihnya kita bisa menambahkan pupuk Organik untuk mengimbangi kesuburan tanah karena pengaruh pupuk kimia tadi.

demikian informasi yang bisa saya sampaikan, dan semoga ada manfaatnya. Aminnnnn!

apabila ada saran atau masukan mengenai pemupukan berimbang yang baik dan membangun dengan senang hati saya terima saran atau masukannya.

Fungsi Hormone Auksin, Sitokinin, Giberelin, dan Asam Absisat


1. Auksin

Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormone auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh). Jika terkena cahaya matahari, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis ini mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari. Akibatnya, tumbuhan akan memmbengkok ke arah cahaya matahri. Auksin yang diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan, pembelahan, dan siferensiasi sel tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apical (ujung) batang dapat menghambat tumbuhnya tunas lateral (samping) atau tunas ketiak. Bila tunas apical batang dipotong, tunas lateral akan menumbuhkan daun-daun. Peristiwa ini disebut dominansi apical.
Fungsi lain dari auksin adalah merangsang cambium untuk membentuk xylem dan floem, memelihara elastisitas dinding sel, membentuk dinding sel primer (dinding sel yang pertama kali dibentuk pada sel tumbuhan), menghambatnya rontoknya buah dan gugurnya daun, serta mampu membantu proses partenokarpi. Partenokarpi adalah proses pembuahan tanpa penyerbukan.
Pemberian hormone auksin pada tumbuhan akan menyebabkan terjadinya pembentukan buah tanpa biji, akar lateral (samping), dan serabut akar. Pembentukan akar lateral dan serabut akar menyebabkan proses penyerapan air dan mineral dapat berjalan optimum.

2. Giberelin

Giberelin merupakan hormone yang berfungsi sinergis (bekerja sama) dengan hormone auksin. Giberelin berpengaruh terhadap perkembangan dan perkecambahan embrio. Giberelin akan merangsang pembentukan enzim amylase. Enzim tersebut berperan memecah senyawa amilum yang terdapat pada endosperm (cadangan makanan) menjadi senyawa glukosa. Glukosa merupakan sumber energy pertumbuhan. Apabila giberelin diberikan pada tumbuhan kerdil, tumbuhan akan tumbuh normal kembali.
Giberelin juga berfungsi dalam proses pembentukan biji, yaitu merangsang pembentukan serbuk sari (polen), memperbesar ukuran buah, merangsang pembentukan bunga, dan mengakhiri masa dormansi biji. Giberelin dengan konsentrasi rendah tidak merangsang pembentukan akar, tetapi pada konsentrasi tinggi akan merangsang pembentukan akar.
Giberelin pertama kali diisolasi dari jamur Giberrella fujikuroi. Hormone giberelin dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yaotu giberelin A, giberelin A2, dan giberelin A3 yang memiliki struktur molekul dan fungsi yang sangat spesifik. Misalnya, hormone giberelin yang satu berpengaruh terhadap pertumbuhan, sedangkan yang alin berpengaruh terhadap pembentukan bunga.

3. Sitokinin

Sitokinin adalah hormone yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Fungsi sitokinin adalah :
  • Merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar dan batang dengan menghambat dominansi apical
  • Mengatur pertumbuhan daun dan pucuk
  • Memperbesar daun muda
  • Mengatur pembentukan bunga dan buah
  • Menghambat proses penuaan dengan cara merangasang proses serta transportasi garam-garam mineral dan asam amino ke daun.
  • Sitokinin diperlukan bagi pembentukan organel-organel semacam kloroplas dan mungkin berperan dalam perbungaan
  • Merangsang sintesis protein dan RNA untuk mensintesis substansi lain
Senyawa sitokinin pertama kali ditemukan pada tanaman tembakau dan disebut kinetin. Senyawa ini dibentuk pada bagian akar dan ditrasportasikan ke seluruh bagian sel tanaman tembakau. Senyawa sitokinin juga terdapat pada tanaman jagung dan disebut zeatin.

4. Asam absisat (ABA)

Asam absisat merupakan senyawa inhibitor (penghambat) yang bekerja antagonis (berlawanan) dengan auksin dan giberelin. Asam absisat berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun. Hormone ini berfungsi untuk mempertahankan tumbuhan dari tekanan lingkungan yang buruk, misalnya kekurangan air, dengan cara dormansi. Kekurangan air akan menyebabkan peningkatan kadar hormone asam absisat di sel penutup stomata. Akibatnya, stomata akan tertutup dan transpirasi berkurang sehingga keseimbangan airdapat dijaga.

Minggu, 13 Januari 2013


CARA MENANAM TOMAT

Tips Cara Menanam Tomat yang Baik

cara menanam tomat
Untuk pasar Indonesia, harga buah tomat mungkin tidak terlalu mahal dan dapat diperoleh dengan mudah di pasar tradisional maupun di supermarket besar. Menanam tomat dalam skala kecil di rumah mungkin tidak akan memberikan manfaat ekonomis yang besar. Namun bagi anda pencinta kegiatan berkebun, menanam tomat hingga dapat berbuah lebat mungkin akan menjadi kepuasan batin tersendiri. Dalam artikel ini kami mencoba mengupas tentang tips cara menanam tomat yang baik pada skala rumahan (bukan untuk skala pertanian).

Sebelum kita mulai menanam ada baiknya anda perhatikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Meskipun tanaman tomat merupakan tanaman perdu, namun tingginya yang tingginya bisa mencapai 3 meter, jadi sediakan ruang yang cukup agar tanamannya dapat berkembang baik.
  2. Usia tanaman tomat cukup pendek yakni kurang lebih 4 bulan dan akan mati setelah dipanen.
  3. Tomat harus mendapatkan sinar matahari dalam jumlah banyak dan lingkungan yang memiliki tingkat kelembaban tinggi namun permukaan tanahnya tidak tergenang air. Kurangnya sinar matahari dapat menyebabkan tanaman ini terserang penyakit, sedangkan terlalu banyak air akan menyebabkan akarnya busuk.
Tahap Persiapan

Pada tahap ini meliputi pemilihan benih dan persiapan lahan yang akan ditanami. Untuk pemilihan bibit tomat baik pilihlah biji yang utuh, tidak cacat, bersih, dan tidak keriput. Bibit dapat dengan mudah diperoleh di toko pertanian, namun jika Anda tidak dapat menemukannya, Anda dapat membuatnya sendiri. Caranya adalah dengan memilik buah tomat yang berukuran besar dan sudah masak kemudian ambil bijinya dan keringkan. Cara pengeringannya tidak boleh langsung terkena sinar matahari. Cukup diangin-anginkan saja dan apabila cuacanya bagus, benih tomat akan siap dalam waktu 2-3 hari.

Sedangkan untuk persiapan lahan, Anda dapat menanam tomat langsung di tanah maupun menanam tomat pada polibag berukuran 10 kg. Jika langsung ditanam di tanah pastikan agar membuang gulma dan menggemburkan tanah tersebut terlebih dahulu. Jika di tanam di polibag, pastikan ntuk mengisinya dengan tanah yang gembur sampai dengan 3/4 kantong tersebut. Akan lebih bagus apabila media yang dipakai merupakan percampuran antara kompos dan tanah. Pastikan agar bagian bawah polibag dilubangi agarar kelebihan air pada saat penyiraman dapat langsung dibuang dan tidak menyebabkan genangan air.

Tahap Pembibitan


Sebelum menanam tomat pada media yang telah di tentukan, sangat dianjurkan agar dilakukan persemaian terlebih dahulu untuk mendapatkan bibit tanaman yang kuat dan sehat. Anda dapat menyemaikan biji benih pada tray berukuran 30x15x15 cm. Isi wadah tersebut dengan tanah gembur kemudian sebarkan benih tomat di atasnya, tutup dengan sedikit tanah di atasnya kemudian siram dengan air. Letakkan media persemaian tersebut pada tempat yang banyak terdapat sinar matahari, namun jangan letakkan langsung di bawah sinar matahari. Letakkanlah di tempat yang teduh karena terlalu banyak sinar matahari juga akan menghambat pertumbuhan benih tomat.



Apabila bibit tomat tumbuh terlalu berdekatan, Anda dapat melakukan penjarangan. Setelah 6-8 minggu, bibit tanaman tomat siap untuk ditanam pada media yang telah disediakan.





Tahap Penanaman



Tahap selanjutnya dalam tips cara menanam tomat yang baik adalah penanaman. Lakukan tahap ini dengan cara mengambil bibit yang telah disemaikan lengkap dengan akar dan tanahnya kemudian tanam di dalam media. Usahakan agar menanamnya agar dalam supaya tanaman tomat tidak gampang roboh. Setelah di tanam, siram tomat dengan menggunakan air yang telah dicampur pupuk urea. Anda tidak perlu mencampurkan terlalu banyak pupuk. Cukup dengan 1/2 liter air yang dicampurkan dengan 1/2 sendok teh urea untuk setiap tanamannya.

Pada saat menanam pastikan agar tanaman tomat diberikan jarang yang cukup lebar agar mereka tumbuh maksimal. Jarank yang disarankan adalah 30x30cm. Untuk yang ditanam di polibag Anda tidak perlu risau dengan jarak. Cukup sesuaikan saja sesuai ukuran tanaman.

Untuk minggu-minggu pertama penanaman tomat sebaiknya dihindarkan dari sinar matahari secara langsung terutama pada siang hari.

Tahap Perawatan

Ada 6 bagian penting dalam tahapan ini, yaitu :


  1. Penyiraman : sebaiknya dilakukan 2x sehari atau pada saat media tanam terlihat kering. Jangan terlalu banyak melakukan penyiram karena apabila terdapat air yang tergenang akan menyebabkan timbulnya penyakit.
  2. Pemupukan : cukup berikan 1 sdm pupuk NPK yang ditanam di dalam tanah dengan jarak kurang lebih 10cm dari batang tanaman. Pemberian pupuk dilakukan setiap 2 minggu sekali. Perlu diketahui bawah tanaman tomat lebih membutuhkan unsur P daripada unsur N, jadi sesuaikanlah pupuk yang Anda gunakan.
  3. Pemusnahan gulma : seperti yang kita tahu gulma menyerap nutrisi yang seharusnya diperuntukkan tanaman kita. Cukup dengan menyiangi tanaman-tanaman gulma tersebut atau dengan langkah preventif dengan menambahkan mulsa pada permukaan tanah.
  4. Pemasangan Lanjakan : tanaman tomat boleh dikatakan sangat rapuh dan membutuhkan sandaran/lanjakan agar dapat tumbuh dan berkembang. Karenanya, ketika tanaman tomat sudah mulai besar, perlu ditambahkan lanjakan untuk menopang tubuhnya.
  5. Pengendalian hama : Hama yang paling sering menyerang tanaman tomat adalah serangga berukuran kecil berwarna putih yang bernama aphid. Aphid menyerang tanaman tomat dengan menghisap nutrisinya sehingga tanaman tombat tumbuh tidak maksimal. Cara penanggulangannya adalah dengan memetik daun yang diserang kemudian membakarnya. Atau jika serangga ini sudah menyerang dengan sangat parah, bisa juga digunakan pestisida.
  6. Pemotongan Tunas Baru : setelah tanaman tomat mulai berbuah, perlu dilakukan pemotongan tunas baru agar kualitas buah yang dihasilkan menjadi lebih baik.

Tahap Panen

Nah, setelah kerja keras yang telah kita lalui, saat yang paling ditunggu datang yakni Panen Raya. Hal yang perlu diperhatikan ketika memanen, yaitu jika ingin langsung menggunakannya petik buah tomat yang sudah berwarna merah tua. Sedangkan apabila Anda ingin menyimpannya dahulu ada baiknya memilih tomat yang lebih mudah.

Cara menanam tomat yang baik memang gampang-gampang susah. Namun apabila dilaksanakan dengan baik niscaya hasil yang akan kita panen juga akan baik pula.

Referensi :
  1. http://www.anneahira.com/cara-menanam-tomat.htm
  2. http://www.scribd.com/doc/32157207/Menanam-Tomat-Skala-Rumah-Tanggaa
  3. Citra Agro Mandiri
Gambar diambil dari : bppamongtani.blogspot.com, teknik budidaya, Petani Rumahan, lifestyle.kompasiana.com, denhubrem142.wordpress.com